Sabtu, 08 September 2012

Jabatan DKM adalah Amanah

       Sepanjang sosok yang diamanahi sebagai Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), oleh para Jama'ah Masjid itu yang paling 'alim dari yang ter 'alim menjadi Ketua seumur hidup itu lebih baik. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasululloh Saw, ketika memilih pengganti apabila beliau berhalangan memimpin shalat berjamaah adalah Sahabat Abu Bakar.

 Akan tetapi ketika seorang Ketua DKM yang telah habis masa waktunya, sepertinya ketakutan akan kehilangan jabatan sebagai Ketua, apabila cara pemilihan atau melalui musyawarah yang fair (terang-terangan), dengan mengundang seluruh Jamaah aktif dan tidak aktif dengan ditegaskan melalui " Surat Undangan yang jelas dengan bunyi acara/agenda : Musyawarah pemilihan/Penunjukan Ketua DKM ". Sebagai salah satu jamaah Masjid, saya berucap :
انّ لله و انّ اليه راجعون
Apakah akan berpahala orang-orang yang ketakutan kehilangan jabatan menjadi Ketua DKM,...???!!, Walllohu a'lam.
       Lebih Jahiliyah lagi ketika Masjid disampingnya telah adzan dan iqomah untuk melaksanakan Shalat Dzuhur berjamaah, seorang Ketua DKM dengan asyiknya mengobrol hingga Jamaah Dzuhur di Masjid selesai. Na'u dzubillah mindzalik.



       Ketua DKM seyogyanya sebagai contoh atau tauladan (uswatun hasanah), baik dalam bermasyarakat terlebih dalam urusan peribadatan sebagai Abdulloh (hamba Alloh Swt). Setidaknya program Ketua DKM sekaligus menjadi visi dan misinya antara lain :
1. Mengembalikan fungsi/peran masjid sebagaimana masa Rasululloh, Saw dan para Sahabat.
2. Mengajak masyarakat untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Alloh, Swt. 
    dalam arti sebenar-benar taqwa.
3. Menyatukan umat yang ada dengan prinsip sebagai pesan Rasululloh Saw :
   
 المؤمن للمؤمن كا لبنيا ن يشد بعضه بعضا
    " Seorang Mukmin itu laksana bangunan yang satu sama lain saling memperkokoh "
4. Memanusiakan masyarakat sebagai hamba Alloh, demi kemakmuran masjid.
 
Bogor, 8 September 2012 M
               21 Syawal 1433 H


0 komentar:

Posting Komentar